Rabu, 04 Juni 2014

Tujuh Penemuan Aneh Yang Ternyata Penting

 Selama puluhan ribu tahun manusia hidup di bumi ini, pasti selalu deh dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan, mulai dari yang kecil sampai yang gede banget. Kebanyakan masalah itu, ada yang bisa diselesaikan, ada juga yang akhirnya gak bisa diselesaikan. Untuk masalah yang gak bisa diselesaikan, biasanya sih dicari tuh solusinya, yaitu lewat penemuan-penemuan yang bisa membuat mudah hidup manusia. Nah, kalau beberapa penemuan yang satu ini, mungkin kamu bakalan anggap remeh. Padahal, berikut 7 Penemuan Remeh ini Ternyata Penting dikutip kapanlagi
and lihat.co.id:

1. Sisir 
Sisir
[lihat.co.id] - Sejarah sisir bisa dibilang panjang banget sih. Pertama kali, sisir ditemukan oleh arkeolog nih. Sisir tertua yang ditemukan itu, ternyata setelah diteliti, umurnya hampir 5.000 tahun lho!  Kebayang gak seberapa tuanya itu. Umur kamu dikaliin 200 juga masih kurang deh kayaknya. Emang sih, penemuan ini kelihatannya gak terlalu penting. Soalnya, kamu bisa ngebenerin rambut pakai tangan. Tapi, untuk yang punya gaya rambut yang ribet, beda cerita nih. Apalagi, kalau rambut kamu itu susah banget diatur. Nah, tentu aja sisir berguna banget kan? Kamu gak perlu jerit pagi-pagi karena mengalami 'bad hair day'.


2. Peniti
Peniti
[lihat.co.id] - Untuk benda kecil satu ini, ditemukan di abad 14 sebelum masehi. Umurnya bisa dibilang termasuk tua juga. Waktu dulu, namanya tuh 'namafibuale'. Tapi, waktu diciptain ulang sama Walter Hunt di tahun 1849, namanya pun diubah jadi peniti kayak sekarang ini.

Mungkin kamu mikir, kalau benda ini gak terlalu penting. Soalnya, udah ada benda yang namanya kancing untuk menggantikan peniti. Tapi tolong, kamu harus paham kalau peniti itu penting juga. Apalagi kalau kamu dalam keadaan mendesak.

Contohnya, kamu lagi mau jalan sama gebetan. Eh, ternyata pas di jalan, kancing celana kamu nyangkut di batang pohon waktu mau ambilin gebetan kamu rambutan langsung dari pohonnya. Saat kancing celana kamu lepas, percayalah, peniti adalah benda maha sakti yang kamu butuhkan supaya gak tengsin di depan gebetan.


3. Sedotan
Sedotan
[lihat.co.id] - Sebelum bentuknya lentur kayak sekarang ini, ternyata sedotan itu sempat digunakan sama bangsa Sumeria sampai tahun 2.500 sebelum masehi. Tentu aja waktu itu sedotannya masih keras dong? Nah, di tahun 1888, seorang penemu bernama Marvin C. Stone menciptakan ulang sedotan ini jadi elastis. Supaya lebih gampang dan tahan lama juga waktu disimpan.

Lagi-lagi, pasti kamu mikir kalau penemuan yang satu ini aslinya gak penting deh. Padahal, penemuan yang satu ini tuh udah memudahkan orang-orang untuk minum.

Coba bayangin, kalau gak ada sedotan, papa mama kamu yang punya anak bayi mau kasih minuman ke si dedek, tapi kelupaan bawa botol susu. Di saat yang seperti itu, sedotan itu penting banget. Bisa menggantikan fungsi puting untuk minum susu. Terbukti berguna kan?

5. Korek Kuping
Korek Kuping
[lihat.co.id] - Kalau benda yang bisa bikin kamu merem melek ini, ternyata ditemukan pada tahun 1923 oleh seorang penemu Polandia di Amerika yang namanya Leo Gerstenzang. Untuk mulai pasarin produknya, dia membuat perusahaan sendiri, dan korek kuping ini, pertama kali dinamakan 'Q-Tips'.

Korek kuping ini, gunanya banyak banget lho. Walau pun bentuknya kecil, benda berkapas di ujungnya ini bisa menyelamatkan banyak orang. Bukan karena dia superhero sih. Tapi, karena pentingnya benda ini di kehidupan sehari-hari.

Benda ini biasanya dipakai sama orang dewasa untuk membersihkan kotoran di dalam kuping. Makanya, namanya itu 'korek kuping'. Tapi, untuk anak-anak bayi, benda ini tuh bisa dipakai untuk membersihkan mata dan juga kotoran di hidungnya. Kebayang dong, kalau penemuan ini gak ada, mama kamu bakalan kesusahan buat bersihin hidung kamu waktu masih bayi. Makanya, kamu harus berterima kasih dengan korek kuping.

6. Gantungan Baju
Gantungan Baju
[lihat.co.id] - Sebelum gantungan baju atau yang biasa disebut hanger ditemukan, orang udah lebih dulu kenal dengan gantungan mantel, yang biasanya kamu suka temukan di restoran Eropa atau di belakang pintu kamar. Benda yang ujungnya melingkar ini ditemukan pada tahun 1869 oleh seorang penemu yang namanya O.A. North di Amerika.

Untuk fungsinya sendiri sih udah jelas. Benda ini, biasa dipakai untuk menggantung baju di dalam lemari atau di belakang pintu kamar mandi atau kamar tidur nih. Selain itu, biasanya benda ini juga dipakai untuk menjemur baju.

Apa jadinya kalau benda ini sampai gak ditemukan? Kamu bakalan kebingungan harus menggantung baju kamu yang banyak dan keren-keren itu di mana. Kalau kamu gantung sembarangan, malah jadi kusut. Penemuan ini penting banget deh pokoknya.


7. Remote TV
Remote TV
[lihat.co.id] - Hayo, menurut kamu benda ini pasti gak terlalu penting kan? Benda bertombol banyak ini ditemukan oleh sebuah perusahaan radio yang bernama Zenith Radio Corp di tahun 1950. Di tahun itu, perkembangan TV lagi booming banget di dunia barat sana. Makanya, penemuan ini akhirnya ditemukan.

Benda ini memang gak sepenting benda yang lain yang udah disebutkan sih. Tapi tetap aja, benda ini gak bakalan bisa hilang dari kehidupan kita sehari-hari.

Coba kamu bayangin, kalau kamu lagi mager mau ganti saluran di TV, dan males jalan ke depan TV untuk ganti salurannya. Kamu bingung dong gimana mau gantinya? Padahal, acara TV kesukaan kamu sebentar lagi tayang. Gak mungkin dong kamu guling-guling cuma buat pencet tombol di TV? Makanya, barang yang satu ini ternyata bisa menyelamatkan hari kamu.

Baca Selengkapnya Di: http://www.lihat.co.id/#ixzz33f5x43hz
Follow us: @__BSS__ on Twitter | Lihatcoid on Facebook

Selasa, 04 Maret 2014

Mengenal 4 Korvet Kelas Sigma TNI AL

IMI- Korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) dirancang dan dibangun untuk TNI Angkatan Laut oleh Damen Schelde Naval Shipbuilding, perusahaan galangan kapal Belanda. Empat korvet kelas SIGMA 9113 telah dikirim ke TNI AL antara tahun 2007 sampai 2009.

Sistem propulsi canggih dan kemampuan berlayarnya yang baik menjadikan korvet kelas SIGMA cocok untuk dioperasikan di perairan Indonesia. Korvet kelas SIGMA dapat digunakan untuk misi patroli di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), misi anti kapal selam (ASW) dan untuk misi SAR (search-and-rescue).

Konsep
Korvet kelas SIGMA TNI AL dibangun berdasarkan konsep "ship integrated geometrical modularity approach" atau SIGMA, yang mana kapal akan memberikan fleksibilitas tinggi bagi TNI AL dengan biaya yang minim namun memungkinkan modularitas dalam desainnya.

Korvet kelas SIGMA berdimensi panjang 90,71 m, beam 13,02 m, dan draft 3,60 m. Masing-masing korvet memiliki bobot benaman (displacement) 1.700 ton dan dapat menampung 80 awak.

Konstruksi
Lunas (keel) dari korvet pertama kelas SIGMA, KRI Diponegoro-365, diletakkan pada Maret 2005. Kapal ini diluncurkan pada bulan September 2006 dan mulai ditugaskan pada bulan Juli 2007.

Lunas Korvet kedua, KRI Sultan Hasanuddin-366, juga diletakkan pada Maret 2005 dan diluncurkan pada bulan September 2006, namun baru ditugaskan pada 24 November 2007.

KRI Sultan Iskandar Muda-367 yang merupakan korvet ketiga dari kelas SIGMA, lunasnya diletakkan pada Mei 2006 dan diluncurkan pada bulan November 2007. KRI Sultan Iskandar Muda-367 baru ditugaskan pada bulan Oktober 2008.Lunas korvet keempat dan yang terakhir dari kelas SIGMA, KRI Frans Kaisiepo-368 diletakkan pada bulan Mei 2006, diluncurkan pada bulan Juni 2008 dan ditugaskan pada bulan Maret 2009.

Sistem senjata
Korvet kelas SIGMA dilengkapi dengan rudal MBDA Mistral Exocet permukaan ke permukaan (SSM) dan rudal Tetral permukaan ke udara (SAM).

Meriam Oto Melara 76 mm yang super cepat dengan laju tembakan 120 putaran per menit terpasang di bagian depan. Dua senjata G12 Denel Vector 20 mm juga terpasang pada korvet kelas SIGMA sebagai pertahanan dari ancaman udara.

Dek Korvet kelas SIGMA juga dilengkapi dengan dua peluncur tiga laras B515, yang merupakan senjata versi upgrade dari peluncur torpedo ILAS-3 (sudah pensiun).
Sensor dan radar

Perusahaan pertahanan multinasional Perancis, Thales, dianugerahi kontrak senilai €60 juta (sekitar 960 miliar rupiah saat ini) untuk mengirimkan sistem pertahanan bawah dan atas air serta sistem komunikasi untuk dua korvet pertama pada tahun 2004.

Sonar frekuensi menengah Kingklip menjadikan korvet SIGMA mampu mendeteksi kapal selam. Radar LIROD Mk2 pada SIGMA berfungsi sebagai radar kontrol tembak dan optronic director, sementara radar multibeam MW08 3D yang beroperasi di B-band (C-band) memberikan kemampuan untuk surveilance (pengawasan) dan penetapan target.

Sistem manajemen tempur TACTICOS (CMS TACTICOS) dari Thales berfungsi sebagai sistem komando dan kontrol yang terintegrasi dengan sensor.

Akomodasi helikopter
Dek helikopter pada bagian belakang korvet SIGMA mampu mengakomodasi helikopter dengan bobot maksium 5 ton. Dilengkapi dengan sistem pengisian bahan bakar dan lashing point, dek helikopter ini bisa dioperasikan kapan saja.

Sistem penanggulangan (countermeasures)

Selain dua peluncur decoy Terma SKWS (soft kill weapon system), korvet kelas SIGMA dilengkapi dengan sitem penanggulangan elektronik Thales DR3000 ESM dan Racal Scorpion 2L ECM.

Sistem propulsi dan tenaga
Korvet kelas SIGMA didukung oleh dua mesin diesel SEMT Pielstick yang menggerakkan dua baling-baling yang dikontrol dari dua poros. Setiap mesin menghasilkan output maksimum 8.910 kw, memberikannya kecepatan 28 knot (51,9 km/jam) dan jangkauan sekitar 5557 km pada kecepatan 18 knot (33,3 km/jam). Korvet kelas SIGMA juga diintegrasikan dengan sistem stabilisasi roll pasif.

Jepang Ajak Indonesia Kerjasama Pertahanan

IMI- Menteri luar negeri Jepang dan Indonesia sepakati untuk mengadakan pembicaraan ’2 +2′ Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan sesegera mungkin, untuk memperkuat kemitraan strategis yang komprehensif dari kedua negara. Langkah ini tampaknya muncul sebagai gerakan untuk meng-counter kemajuan China ke Pasifik.

Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida dengan rekannya dari Indonesia Marty Natalegawa, bertemu di sela-sela Kerjasama antara negara-negara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEAPAD), yang diadakan pada tanggal 1 Maret 2014 di Jakarta.

Kishida mengungkapkan rencana Jepang untuk berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas regional berdasarkan “proactive pacifism”, seperti pernyataan yang dilansir Kementerian Luar Negeri Jepang.

Masalah Yang Tertinggal Dari KRI Usman Harun

IMI- Jakarta ☆ Kehadiran tiga kapal perang besutan dari Inggris ini, agaknya masih ada masalah yang mengganjal. Terlepas dari kegiatan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Mark Canning, mengadakan kunjungan kehormatan kepada Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI DR. Marsetio, di Markas Besar TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa.

Kedua pemimpin itu membicarakan perkembangan pembangunan tiga unit kapal frigate kelas KRI Usman-Harun/359 yang sedang dirampungkan di Inggris, sebagaimana dinyatakan Dinas Penerangan TNI AL, di Jakarta, Selasa.

TNI AL tengah menunggu kehadiran kapal fregat jenis Multi Role Light Frigate yang sedang dibuat di Inggris, masing-masing KRI Bung Tomo-357, KRI John Lie-358, dan KRI Usman Harun-359.

Kehadiran KRI Usman-Harun-359 pernah membuat Singapura meradang dan membuat beberapa program kerja sama militer Indonesia dengan mereka dihentikan di tengah jalan, di antaranya pembatalan penampilan Tim Aerobatik Jupiter TNI AU di Singapore Airshow 2014.

Turut hadir mendampingi Laksamana DR. Marsetio dalam pertemuan itu adalah Asisten Perencanaan Kepala Staf TNI AL, Laksamana Muda TNI Ade Supandi, Asisten Pengamanan Kepala Staf TNI AL, Laksamana Muda TNI Putu Yuli Adnyana, Asisten Operasi Kepala Staf TNI AL, Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, Asisten Logistik Kepala Staf TNI AL, Laksamana Muda TNI Suyitno, dan beberapa yang lain.

Info yang diterima oleh ASATUNEWS, sebenarnya pihak Angkatan Laut menginginkan frigate yang 'sesungguhnya', bukan light frigate sejenis dibuat dari Inggris ini. Pada awalnya, ketiga Multi Role Light Frigate ini merupakan pesanan Negara Brunei Darussalam.

Pada saat dibeli Indonesia, 3 korvet Nakhoda Ragam Class yang bersandar di Galangan Kapal Lursen Jerman. Rudal-rudal kapal perang itu, sudah tidak ada, hanya meninggalkan peluncur saja.

Salah satu peluncur yang menarik perhatian adalah torpedo Sting Ray launcher, anti-kapal selam. Torpedo Sting Ray dan Spearfish merupakan senjata andalan Angkatan Laut Inggris. Tahun 2009 lalu, Menteri Pertahanan Inggris menandatangani kontrak seharga 615 juta USD dengan BAE Systems Insyte Inggris, untuk pengadaan dan perawatan torpedo-torpedo tersebut selama 10 tahun ke depan.

Sting Ray torpedo kelas ringan yang diinstal di kapal perang Inggris, helikopter Lynx dan Merlin, serta Pesawat Patroli Maritim Nimrod. Versi terbarunya adalah Sting Ray Mod 1. Adapun Spearfish merupakan torpedo kelas berat dengan kecepatan 80 knot yang diinstal di seluruh kapal perang Inggris, termasuk: SSN Swiftsure, Trafalgar, Astute (attack boats class) dan SSBN Vanguard yang juga mengusung rudal nuklir.

Negara lain pengguna torpedo Sting Ray adalah Norwegia yang juga Anglo Saxon. Norwegia melengkapi kapal perang dan helikopternya dengan torpedo Sting Ray Mod 1. Norwegia memilih rudal ini karena memiliki kemampuan integrasi ke dalam platform sistem senjata permukaan maupun udara, dan Sting Ray dirancang untuk menghantam semua jenis kapal selam.

Selain Inggris dan Norwegia, Sting Ray juga digunakan oleh Angkatan Laut Thailand, karena dinilai cocok digunakan untuk laut yang dangkal. Inggris menjualnya ke Brunei karena bagian negara persemakmuran dan membutuhkan pertahanan yang handal akibat teritori negara yang kecil dan tidak dianggap ancaman.

Namun di tengah jalan, Inggris dan Brunei bersengketa tentang pembangunan 3 korvet tersebut. Pengadilan Arbitrase Internasional memenangkan gugatan Inggris, sehingga Brunei harus membayar 3 korvet yang telah dipesan. Brunei membayarnya tapi tidak mau menggunakan korvet tersebut dengan cara menjualnya ke galangan kapal Lursen Jerman. Karena Brunei menolak membawa pulang Korvet Nakhoda Ragam Class, Inggris pun mencabut rudalnya.

Persoalan lain adalah, frigate ini belum pernah melakukan uji tembak rudal, baru sebatas sea trial. Brunei menggugat korvet tersebut, saat masih tahapan sea trial. Bagaimana jika rudal yang ditembakkan meleset. Siapa yang bertanggung jawab ?

Kemudian pihak Lursen Jerman menjual ketiga korvet dengan kondisi apa adanya, “kosongan”, tanpa rudal ke Indonesia. Untuk itu, pemerintah mengalokasikan 80 juta USD untuk repowering dan up-grade ketiga korvet Nahkoda Ragam Class. Dengan kondisi demikian, pihak pemerintah terpaksa merogoh koceknya lebih dalam lagi karena harganya jadi melambung.

Saat dikonfirmasikan ke sumber ASATUNEWS di Mabes AL, pihaknya terpaksa menerima ‘kondisi’ kapal-kapal perang tersebut. “Mau dikatakan apa lagi? Itu sudah jadi policy, “ paparnya. “Kalau soal itu jenisnya frigate ataupun light frigate, tergantung para pelaut saja yang bawa. Memang perbedaan keduanya terletak dari panjang kapalnya saja, “ lanjutnya.

Pertanyaan berikutnya muncul, apakah kapal perang jenis light frigate tersebut mampu menghadapi iklim maupun kedalaman perairan di Indonesia bagian timur, sesuai rencana pihak Angkatan Laut yang akan menempatkan mereka di sana? Sebagai acuan, kedalaman laut Aru saja bisa mencapai lebih dari 5000 meter, ombak yang besar dan angin selalu berubah-ubah. Atau kita tetap berpegang kepada lagu berjudul 'Nenek moyangku, seorang pelaut...?

Selasa, 18 Februari 2014

PT DI Siap Kembangkan Pesawat R80 Rancangan BJ Habibie

r80-habibie-indonesiaproud

Jakarta (MI) : Dalam mengembangkan pesawat R80 yang merupakan rancangan mantan Menristek BJ Habibie, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) siap menjadi pihak kontraktor. Dalam persiapan mengembangkan pesawat R80, Habibie melalui PT Regio Aviasi Industri (RAI) bekerja sama dengan PTDI.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI Andi Alisyahbana mengatakan fase pertama proyek ini adalah tahap konfigurasi, di mana akan dipastikan soal jumlah penumpang karena menyangkut segmen pasar.
“Pertama konfigurasi, yaitu menentukan jumlah penumpang, apakah sayap mau atas bawah. Rasanya akan menuju 80 penumpang,” katanya dilansir detik.com.
Menurut Andi, pesawat R80 belum memiliki pesaing dari sisi pasar lantaran tidak ada produsen pesawat di dunia yang bermain pada kelas 80 penumpang.  “Kalau ATR juga kapasitasnya tidak sampai 80 orang. Kita masuk di pasar yang belum ada pemainnya,” terangnya.
Selanjutnya, pada fase kedua PTDI dan PT RAI akan masuk ke tahap desain awal di mana ditargetkan, prosesnya dimulai tahun 2015. “Habis itu, preliminary design, bentuknya nanti mau gimana. Itu Insya Allah kita mulai tahun depan, karena ini tergantung dana,” jelasnya.
Andi menyebut, tahapan terakhir adalah PTDI dan PT RAI akan memasuki fase terberat yaitu detail design. Fase ini nantinya akan masuki tahap pembuatan purwarupa (prototype) hingga sertifikasi pesawat.
Pesawat N250 menurutnya telah berwujud prototype namun belum mengantongi sertifikasi kelaikan terbang dari lembaga internasional. “Paling berat nanti detail design, nanti membuat prototype,” jelasnya.
Harapannya pesawat baling-baling bermesin turboprop ini bisa dijual ke publik mulai tahun 2020. Namun syaratnya proses pembiayaan pengembangan pesawat ini berjalan lancar.
“Kalau nanti R80 jadi, yang penting pendanaan, kalau PTDI siap semuanya. Kalau dengan RAI berarti dari swasta, mereka pemilik program, kami sebagai kontraktor saja,” jelasnya.
Sumber : Indo-aviation

Senin, 17 Februari 2014

ANALISIS : PERTARUNGAN SUKHOI INDONESIA DALAM PITCH BLACK AUSTRALIA



ANALISIS : Hari-hari ini tepatnya tanggal 27 Juli 2012 sampai dengan 17 Agustus 2012 sedang berlangsung latihan gabungan terbesar angkatan udara 6 negara di ruang udara Australia Utara tepatnya di Air Force Base Tindal dan Darwin.  Yang istimewa dalam latihan gabungan yang diberi kode Pitch Black 2012 ini adalah keikutsertaan Indonesia dengan mengirimkan 4 jet tempur kelas berat Sukhoi yang terdiri dari 2 unit SU27 SKM dan 2 unit SU30 MK2.  Selain Indonesia negara yang mengirim alutsista udaranya adalah tuan rumah Australia, AS, Singapura, Thailand dan Selandia Baru.  Total pesawat yang dilibatkan berjumlah 94 unit.  Begitu istimewanya Indonesia karena seluruh media Australia memberitakan kehadiran Sukhoi sebagai berita utama padahal negara lain seperti Singapura juga membawa jet tempur mutakhirnya F15 SG.
Pelajaran berharga dari war games ini tentu saja akan menjadi dokumen militer yang bernilai tinggi bagi semua negara peserta karena yang bertarung adalah teknologi tempur udara terkini buatan Rusia dan Barat.  Pilot TNI AU diyakini bisa memetik ruang pengalaman tempur yang lebih cemerlang karena menghadapi lawan dari berbagai jenis jet tempur seperti F15 SG dan F16CD dari Singapura, F18 Super Hornet Australia , F18 Hornet AS dan F16 AB Thailand.   Meskipun sifatnya latihan gabungan namun dalam urusan “jurus silat” dan kemampuan dalam teknologi tempurnya tidak harus dikeluarkan seluruhnya.  Karena bisa dipastikan selalu ada upaya intelijen militer untuk mengetahui jeroan teknologi dan persenjataan serta kelemahan jet fighter yang berpartisipasi dalam event ini.
Meski bukan yang pertama pertarungan Sukhoi dengan F15 SG, F16, F18 Hornet dan Super Hornet tetap merupakan kajian yang menarik karena Flanker (sebutan Barat untuk Sukhoi) merupakan jet tempur penuh misteri yang disegani negara-negara Barat.  Sekedar catatan Sukhoi India pernah mengikuti latihan gabungan angkatan udara Red Flag di Nellis AFB Nevada AS tahun 2008.  Kurikulum latihan pada Red Flag menjadi acuan dalam latihan gabungan angkatan udara Pitch Black 2012 yaitu  air lift, air to air combat, surface attack, deep interdiction, close air support, airborne early warning and control, air to air refuelling, tactical air transport. 
Biasanya tim dibagi menjadi dua dengan berbagai jenis jet fighter berbagai negara peserta.  Dari semua jenis latihan itu tentu “mata pelajaran” pertempuran udara merupakan ujian paling bergengsi, paling mendebarkan sekaligus membanggakan.  Kemampuan teknologi radar sebuah jet tempur dalam mendeteksi dan mencium pergerakan jet tempur lawan dan kemampuan pilotnya bermanuver menjadi kunci kemenangan dalam memperebutkan superioritas udara.  Tetapi dalam banyak event latihan gabungan justru kemampuan radar ini dimatikan karena khawatir dijamming atau dikunci oleh pesawat “tidak dikenal” yang biasanya selalu mengintip dan mengamati latihan ini.
4 Sukhoi TNI AU dikawal 2 Hornet RAAF diatas Darwin
Seperti diketahui Australia juga menyertakan pesawat early warning system Boeing737 Wedgetail yang dikenal sebagai radar terbang paling canggih. Wedgetail bisa menjadi pesawat komando pengendalian, peringatan dini, jammer dan penyedia komunikasi anti sadap.  Pesawat ini mampu mendeteksi 3000 sasaran dengan radar utama tipe electronically scanned array segala cuaca dengan radius pengamatan 300 mil laut dari ketinggian 30.000 sampai 40.000 kaki. Tentu mereka akan memaksimalkan kemampuan teknologi intip mengintipnya pada latihan gabungan angkatan udara 6 negara ini.
Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dirancang memiliki kemampuan sergap superioritas udara dengan jelajah jarak jauh.  Selain keunggulan udara jet tempur ini dengan kemampuan multiperannya mampu melakukan serangan terhadap sasaran di darat dengan peluru kendali atau bom pintar.  Teknologi tempur Sukhoi 27 SKM dari pabriknya Knaapo di  Rusia  sangat menggentarkan karena mampu membawa rudal udara ke udara RVV-AE active radar homing, rudal udara ke permukaan KH- 29T(TE), KH-29L, KH-31P, KH-31A dan bom pintar jenis KAB 500Kr dan KAB-1500Kr. Sukhoi SU 27SKM dan SU30 MK2 telah dilengkapi dengan instrumen isi ulang BBM di udara sehingga kemampuan jelajah tempurnya semakin jauh. 
Dengan sekali isi ulang avtur Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu mencapai jelajah 5400 km, sebuah jelajah tempur yang menakjubkan.  Instrumen avionik di kokpit berupa layar kaca MLD (Multifunction Liquid-crystal Display) dan HUD (Head Up Display).  Sistem navigasi terintegrasi dengan sistem satelit Glonass dan Navstar demikian juga dengan RWR (Radar Warning Receiver) yang berfungsi mengendalikan tembakan rudal anti radiasi KH-31P.  Penggunaan IRST (Infrared Search and Track Device) yang mampu menembakkan rudal laser beam riding sudah tersedia di Sukhoi SU27 SKM.
Teknologi tempur yang dikandung pada Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu mendeteksi, mengunci dan menyerang sasaran 360 derajat dengan segala cuaca. Cantelan beragam persenjataan Sukhoi mampu menggotong sampai 12 jenis senjata mulai dari rudal udara ke udara, rudal udara ke darat, roket dan bom.  Selain kemampuan serang darat yang dimiliki Sukhoi SU30 MK2 perbedaan lain yang membedakan keduanya adalah SU27 SKM memiliki 1 kursi pilot sedangkan SU30 MK2 memiliki 2 kursi pilot.  Kecanggihan teknologi Sukhoi tentu mampu menyetarakan kemampuan pilot TNI AU dengan pilot jet tempur canggih lainnya seperti F15 SG Singapura dan Super Hornet Australia.
Berbagai jenis pesawat yang disertakan dalam latihan ini mencerminkan betapa bergengsinya pitch black ini.  Selain jet tempur Australia menyertakan pesawat angkut C17 dan C130 serta Wedgetail AEW&C.  Singapura mengikutkan pesawat KC-135 Refulling Aircraft dan Gulfstream G550 sementar Indonesia mengirim 2 Hercules.  Diantara semua negara peserta hanya Selandia baru yang tidak mengirim jet tempurnya karena seperti kita ketahui mereka tidak memiliki jet tempur.  Mereka hanya mengirim pesawat angkut dan beberapa perwira AU sebagai pengamat.  Dan ini sebagai bentuk penghormatan Australia pada negeri tetangganya yang sama-sama memiliki wajah Eropa di geografi Asia Pasifik.
Latihan gabungan antar negara diharapkan mampu memberikan kualitas pengalaman bagi personil militer masing-masing negara terutama dalam mengadopsi dan eksperimen teknologi terkini di medan latihan.   Kehadiran Sukhoi di Pitch Black adalah dalam rangka itu disamping menjalani diplomasi militer tentunya.
Sumber : http://militerindonesiamy.blogspot.com/p/analisis-pertarungan-sukhoi-indonesia.html